TANGERANG – Mahasiswa Program Studi Film, Peminatan Animasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) kembali mengharumkan almamaternya. Film animasi yang berjudul ‘Thinking Out Loud’ buatan Luckyleaf Studio yang berisi empat mahasiswa angkatan 2015 ini berhasil meraih penghargaan animasi terbaik dalam ajang Animakini 2018, Jumat (21/09/18). Keempat mahasiswa tersebut ialah David Paddila, Audrey, Yuni Audina, dan Hannia Rachma.
Film yang bercerita tentang makhluk ogre yang sedang jatuh cinta ini awalnya hanya sebuah tugas. Berangkat dari tawaran dosen mengenai ajang ini, Luckyleaf Studio mengumpulkan film yang bergenre komedi ini.
Salah satu animator, Audrey mengaku tak menyangka dengan raihan prestasi yang berhasil didapat oleh timnya. Ia mengatakan bahwa timnya merasa kaget ketika mengetahui filmnya berhasil menang dalam ajang yang diadakan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ini.
“Kita kaget ketika salah satu dosen kami menelepon director dan mengatakan bahwa film kami menjadi film terbaik di kategori mahasiswa,” tutur Audrey.
Dengan keberhasilan ini, Audrey merasa bangga dengan hasil capaian yang telah diraih oleh timnya. Sebelumnya, ia hanya menganggap film ‘Thinking Out Loud’ ini memiliki kualitas film yang masih amatir karena dibuat oleh mahasiswa yang baru belajar produksi animasi.
“Untuk aku sendiri merasa jadi lebih percaya diri, sih. Lebih terpacu lagi untuk bikin film dengan kualitas yang di push lagi melebihi film yang sekarang,” tambahnya.
Tidak hanya berhenti di ajang ini, film arahan sutradara David Paddila ini akan kembali dilombakan di ajang-ajang yang lebih tinggi dan bersifat nasional. Harapannya, film ini meraih penghargaan kembali di ajang-ajang tersebut.
Selain itu, Luckyleaf Studio saat ini juga sedang menggarap film baru lagi. Mereka akan membuat film untuk proyek tugas akhir kuliah. Dengan komposisi tim yang sama dengan ditambah dua orang, mereka berharap film yang akan dibuat ini kualitasnya melebihi film ‘Thinking Out Loud’.
“Kami menantang diri untuk membuat film ini dengan alur cerita maupun teknis yang lebih kompleks dibandingkan film ‘Thinking Out Loud’,” tutupnya.